Jakarta — Archan (Ari Chandra Kurniawan, S.E., M.Pd.) resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Pelita. Keputusan ini menandai babak baru pengabdian Archan, dari ranah politik praktis menuju fokus utama pada pembinaan kader dan penguatan kepemimpinan Islam.
Dalam pernyataan resminya, Archan menegaskan bahwa langkah tersebut bukanlah bentuk mundur dari perjuangan, melainkan transformasi peran strategis yang dinilai lebih relevan dengan tantangan kepemimpinan bangsa saat ini.
“Krisis kepemimpinan berbasis nilai-nilai Islam sudah berada pada titik yang sangat mendesak. Kita perlu membangun pemimpin dari hulunya—dari akhlak, visi, dan kesadaran spiritual,” ujar Archan.
⸻
Pengalaman Politik sebagai Bekal Strategis
Selama memimpin Partai Pelita, Archan terlibat langsung dalam berbagai dinamika politik nasional, mulai dari konsolidasi organisasi, penguatan kader, hingga penggerakan simpatisan pada momentum Pilpres dan Pilkada. Pengalaman tersebut, menurutnya, menjadi proses pembelajaran penting dalam memahami kepemimpinan publik secara utuh.
“Pengalaman memimpin partai memberi perspektif yang luas tentang kekuasaan, tanggung jawab, dan realitas kepemimpinan. Semua itu menjadi bekal berharga untuk memperkuat pelatihan kepemimpinan Islam yang selama ini saya rintis,” katanya.
Sebelum aktif di dunia politik, Archan dikenal sebagai trainer, motivator, dan penulis di bidang kepemimpinan serta pengembangan karakter. Pendekatan yang ia kembangkan banyak bertumpu pada sirah Nabawiyah dan filosofi shalat berjamaah sebagai model kepemimpinan kolektif.
⸻
Dari Politik ke Pengkaderan: Kembali ke “Fase Mekkah”
Archan memaknai politik sebagai “fase Madinah”—fase membangun negara dan sistem. Namun ia menilai saat ini dibutuhkan kesadaran kolektif untuk kembali ke “fase Mekkah”, yakni fase pembentukan karakter, nilai, dan kesadaran kepemimpinan.
“Tanpa fondasi spiritual dan moral yang kuat, kepemimpinan negara akan rapuh. Karena itu saya memilih kembali membangun manusianya,” jelas Archan.
⸻
MANSA, Kendaraan Baru di Luar Politik
Dalam fase baru ini, Archan memilih mengembangkan MANSA (Majelis Negarawan & Saudagar), sebuah gerakan non-politik yang berfokus pada dakwah, pendidikan karakter, dan pembinaan kepemimpinan Islam.
MANSA diarahkan sebagai ruang kaderisasi pemimpin dan pengusaha muslim yang berintegritas, dengan pendekatan nilai Islam yang inklusif dan melampaui sekat kepentingan politik praktis.
“Dengan berada di luar politik, misi kepemimpinan Islam dapat menjangkau semua kalangan dan bekerja lintas batas kepentingan,” ujar Archan.
⸻
Eternal Leadership: Kepemimpinan Islam Berbasis Sirah
Archan kini memperkuat perannya sebagai trainer nasional melalui konsep Eternal Leadership, sebuah model kepemimpinan Islam yang digali dari sirah Nabawiyah dan dimaknai secara kontekstual dengan tantangan zaman modern.
Konsep ini dirancang untuk membentuk pemimpin yang:
• kokoh secara spiritual,
• matang secara emosional,
• berintegritas secara moral,
• dan strategis dalam pengambilan keputusan.
Eternal Leadership tidak diposisikan sebagai sekadar pelatihan motivasi, melainkan sebagai kerangka kepemimpinan komprehensif bagi calon pemimpin, profesional, dan pengusaha muslim.
⸻
Partai Pelita dan Kepemimpinan Moral
Partai Pelita dikenal sebagai partai yang mengusung nilai moral, kebangsaan, dan keislaman dalam kehidupan politik nasional. Di bawah kepemimpinan Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Prof. Dr. Din Syamsuddin, Partai Pelita menempatkan diri sebagai wadah perjuangan politik yang menjunjung tinggi etika, intelektualitas, dan kepentingan bangsa.
Archan menegaskan bahwa keputusannya mundur merupakan bagian dari dinamika organisasi yang sehat dan tidak mengurangi rasa hormatnya terhadap Partai Pelita serta seluruh tokoh yang pernah berjuang bersama.
⸻
Menyiapkan Pemimpin Masa Depan
Keputusan Archan meninggalkan jabatan Ketua Umum Partai Pelita sekaligus menandai kembalinya ia pada peran awal sebagai pendidik dan pembina kepemimpinan.
“Negeri ini membutuhkan pemimpin masa depan yang kuat secara akhlak, visi, dan keteladanan. Di situlah saya memilih untuk berkhidmat,” tutup Archan.
